Khoirony illustrator

Kata kata Bijaksana dari Albert enstein

<br /><a href="http://sekolahautismeal-ihsan.com/wp-content/uploads/2010/05/kata-kata_mutiara_albert_einstein.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><span style="font-size: 22.0pt;"></span>  <span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="font-size: x-large;">A</span>dmin Lagi butuh semangat nih ,. Mungkin member juga lagi butuh juga,. Hmm musimnya galau.. Postingan kali ini isinya adalah kata” bijak dari Albert enstein, .langsung aja kita simak sama – sama, okey..</span><br />A man should look for what is, and not for what he thinks should be.<br />Seorang pria harus mencari apa yang ada, dan bukan untuk apa yang dia pikir seharusnya.<br /><br /><a href="http://www.facebook.com/Khoirony.Ahmad.Yani"><span style="font-size: x-large;">- AlbertEinstein</span></a><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWHni3HaM1-m9beDPAN5Bz0v3pd9amKstPNAYPxQqWeWVS9H2HVPMEmaLX2XdUQ9dqtvamQ5DVpI5jOrfhkBtlZfDWWxuZBrb4N3L1epp_gRNwga9Chbt_QrN9hT0GzHk1NivTckFROQ/s1600/Einstein_1921_portrait2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWHni3HaM1-m9beDPAN5Bz0v3pd9amKstPNAYPxQqWeWVS9H2HVPMEmaLX2XdUQ9dqtvamQ5DVpI5jOrfhkBtlZfDWWxuZBrb4N3L1epp_gRNwga9Chbt_QrN9hT0GzHk1NivTckFROQ/s200/Einstein_1921_portrait2.jpg" width="160" /></a>A perfection of means, and confusion of aims, seems to be our main problem.<br />Sebuah kesempurnaan arti, dan kebingungan dari tujuan, tampaknya menjadi masalah utama kami.<br />========================================= <br /><br />A person who never made a mistake never tried anything new.<br />- Seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru.<br /><br /><a name='more'></a><br /><br />A question that sometimes drives me hazy: am I or are the others crazy?<br />Sebuah pertanyaan yang kadang-kadang membuat saya kabur: saya atau orang lain yang gila?<br />- Albert Einstein<br />A table, a chair, a bowl of fruit and a violin; what else does a man need to be happy?<br />Sebuah meja, kursi, semangkuk buah dan biola; apa lagi yang orang butuhkan untuk bahagia?<br />- Albert Einstein<br />All religions, arts and sciences are branches of the same tree.<br />Semua agama, seni dan ilmu adalah cabang dari pohon yang sama.<br />- Albert Einstein<br />All that is valuable in human society depends upon the opportunity for development accorded the individual.<br />Semua yang bernilai dalam masyarakat manusia tergantung pada kesempatan yang diberikan untuk pengembangan individu.<br />- Albert Einstein<br />All these primary impulses, not easily described in words, are the springs of man’s actions.<br />Semua impuls utama, tidak mudah dijelaskan dengan kata-kata, adalah mata (cermin) tindakan manusia.<br />- Albert Einstein<br />An empty stomach is not a good political adviser.<br />Perut kosong bukanlah penasihat politik yang baik.<br />- Albert Einstein<br />Anger dwells only in the bosom of fools.<br />Kemarahan hanya tinggal dalam dada orang bodoh.<br />- Albert Einstein<br />Any intelligent fool can make things bigger and more complex… It takes a touch of genius – and a lot of courage to move in the opposite direction.<br />Setiap orang dengan kecerdasan rendah dapat membuat hal-hal lebih besar dan lebih kompleks … Dibutuhkan sentuhan jenius – dan banyak keberanian untuk bergerak ke arah yang berlawanan.<br />- Albert Einstein<br />Any man who can drive safely while kissing a pretty girl is simply not giving the kiss the attention it deserves.<br />Setiap orang yang bisa mengemudi dengan aman sambil mencium seorang gadis cantik sama sekali tidak memberikan ciuman perhatian yang layak.<br />- Albert Einstein<br />Any man who reads too much and uses his own brain too little falls into lazy habits of thinking.<br />Seseorang yang membaca terlalu banyak dan menggunakan otaknya terlalu sedikit akan menjadi kebiasaan malas berpikir.<br />- Albert Einstein<br />Anyone who doesn’t take truth seriously in small matters cannot be trusted in large ones either.<br />Siapapun yang tidak menerima kebenaran dengan serius dalam hal-hal kecil tidak bisa dipercaya dalam kebenaran yang lebih besar.<br />- Albert Einstein<br /><br />As far as I’m concerned, I prefer silent vice to ostentatious virtue.<br />Sejauh yang saya ketahui, saya lebih memilih diam daripada menyombongkan kebaikan.<br />- Albert Einstein<br />As far as the laws of mathematics refer to reality, they are not certain, and as far as they are certain, they do not refer to reality.<br />Sejauh hukum matematika mengacu pada realitas, mereka tidak yakin, dan sejauh mereka yakin, mereka tidak mengacu pada realitas.<br />- Albert Einstein<br />Before God we are all equally wise – and equally foolish.<br />Hadapan Tuhan kita semua sama-sama bijaksana – dan sama-sama bodoh.<br />- Albert Einstein<br />Common sense is the collection of prejudices acquired by age eighteen.<br />Akal sehat adalah kumpulan prasangka yang diperoleh usia delapan belas tahun.<br />- Albert Einstein<br />Concern for man and his fate must always form the chief interest of all technical endeavors. Never forget this in the midst of your diagrams and equations.<br />Kepedulian bagi manusia dan nasibnya harus selalu membentuk bunga utama dari semua usaha teknis. Jangan lupa ini di tengah-tengah diagram dan persamaan.<br /><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Nah demikian Yang bisa mimin kutip lagsung dari kawan minin si</span><a href="http://sekolahautismeal-ihsan.com/artikel/autisme-artikel/biografi-albert-einstein-dan-syndrom-asperger.html"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;"> Albert Einstein</span></a><span class="MsoHyperlink"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">, hehe.. </span></span><br /><span class="MsoHyperlink"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Terimakasih Kunjungannya, </span></span><br /><span class="MsoHyperlink"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">Jangan lupa Like & Komentarnya, tinggalin jejak di sini yah.. see you,.</span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span><br /><div class="MsoNormal"><br /></div>

Kata kata Bijaksana dari Albert enstein

A dmin Lagi butuh semangat nih ,. Mungkin member juga lagi butuh juga,. Hmm musimnya galau.. Postingan kali ini isinya adalah kata” bijak...

Baca selengkapnya »

Inilah Aku

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: "Copperplate Gothic Light","sans-serif"; font-size: 26.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><br /></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Karya : <a href="http://www.facebook.com/Khoirony.Ahmad.Yani">Afra El Khadijah,.</a></span></div><div class="MsoNormal"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-4BwHPvVyyKQSXiU94IyWJgm2k2Vr4QLSkv-tAp2ClNIepDLlumW9rv2q0Bazi1htZ5eT51XcBfEfAv59O4cbzCtkpMe1L5T3UurmVhpfk3LUbnX9TVSTqcl9_6lcfSBFRL822PsY5A/s1600/Lonely_by_soggymuffinhead.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-4BwHPvVyyKQSXiU94IyWJgm2k2Vr4QLSkv-tAp2ClNIepDLlumW9rv2q0Bazi1htZ5eT51XcBfEfAv59O4cbzCtkpMe1L5T3UurmVhpfk3LUbnX9TVSTqcl9_6lcfSBFRL822PsY5A/s320/Lonely_by_soggymuffinhead.jpg" width="320" /></a><br /><span style="color: #3333ff;"><span style="font-size: x-large;">T</span>ak mungkin bisa ku taklukkan megahnya malam.</span><br /><span style="color: #3333ff;">Dari dahulu pagi akan berakhir dengan malam.</span><br /><span style="color: #3333ff;">Tak mungkin ku pungkiri hasrat di jiwa ku.</span><br /><span style="color: #3333ff;">Bahwasannya aku lagi menghampa.</span><br /><span style="color: #3333ff;">Setelah berjuta asa ku padamkan.</span><br /><span style="color: #3333ff;">Dengan rintik-rintik hujan malam ini.</span><br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><span style="color: #cc33cc;">Berjuta Bintang di langit.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Redup diam tak bersorak.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Tiada cahaya menentramkan hati.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Kesedihan membongkar hati ini.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Suara tangis perlahan mengisi keheningan ini.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Wahai Rembulan,dengarkanlah…</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Hanya engkau yang tertinggal disana.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Hati ini sedih di tinggal kekasih hati.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Cinta telah pergi & berpaling.</span><br /><span style="color: #cc33cc;">Temanilah aku agar ku bisa menjaga hati ini.</span><br /><br /><span style="color: #ff6666;">Semua Terserah padamu aku begini adanya.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Ku tahu itu sulit bagimu.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Aku bukan yang sempurna dari apapun itu.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Bila kau lihat iba, itulah aku.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Namun ku tak mau untuk di kasihani.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Walaupun ku patut dapat kata kasihan itu.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Biarkanlah aku dengan semua ini.</span><br /><span style="color: #ff6666;">Karena ku tahu ku tak layak dalam hal terindah ini.</span><br /><br /><span style="color: #006600;">Bukalah mata hatimu.</span><br /><span style="color: #006600;">Lihatlah cintamu diterpa badai.</span><br /><span style="color: #006600;">Perselingkuhan beruntai dibalik mata.</span><br /><span style="color: #006600;">Mata itu adalah buta dgn cinta.</span><br /><span style="color: #006600;">Pikirlah dia tega membuat duka & derita.</span><br /><span style="color: #006600;">Bukankah itu sudah nyata bagimu cinta.</span><br /><span style="color: #006600;">Rasakanlah hati nurani yg berkata, itu adalah benar.</span><br /><span style="color: #006600;">Hal yg benar itu akan dihinggapi banyak keraguan.</span><br /><span style="color: #006600;">Haruslah kau tahu itu.</span><br /><span style="color: #006600;">Suatu hari nanti kau kan menyesal.</span><br /><br /><span style="color: #cc0000;">Waktu yang kini menjawab cerita cinta.</span><br /><span style="color: #cc0000;">Semua berlalu & pergi dari sangkarnya.</span><br /><span style="color: #cc0000;">Kesalahan itu tak dapat mengusir pergi kebenaran.</span><br /><span style="color: #cc0000;">Pantasnya hukuman itu menyiksa diri ini.</span><br /><span style="color: #cc0000;">Cinta, bila ada keabadian di hati mu…</span><br /><span style="color: #cc0000;">Maka abadikan lah cinta ku.</span><br /><span style="color: #cc0000;">Bersama waktu yang terus berjalan.</span><br /><br /><span style="color: #330000;">Tak akan mungkin mengharapkan mu kembali…</span><br /><span style="color: #330000;">Tak akan mungkin kenangan dapat berubah menjadi bunga kenanga…</span><br /><span style="color: #330000;">Tak bisa waktu berputar kembali lagi…</span><br /><span style="color: #330000;">Tak bisa cinta berubah menjadi benci…</span><br /><span style="color: #330000;">Biarkan cinta yang berkata-kata di balik raungan pekat malam ku…</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Jangan Lupa tinggalin Jejak Sobat, Like & Komentarnya di Sini..</span></div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Lamongan, <a href="http://www.khoirony.net/">Akhir Desember ., </a></span><span lang="IN" style="font-family: "Copperplate Gothic Light","sans-serif"; font-size: 26.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"></span></div></div>

Inilah Aku

Karya : Afra El Khadijah,. T ak mungkin bisa ku taklukkan megahnya malam. Dari dahulu pagi akan berakhir dengan malam. Tak mungkin ku pungk...

Baca selengkapnya »

Teka Teki dari Imam Al-Ghazali,.

<br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCO2gsYFUl_lTdUBSF3oGEiVc0NoPs0e6XudO1vtF7jnmcY908LxgKiFpLqmi1rnx74BkeQO-wSEc6AhIN0wUXIR0sQbh2MPKg0vMJlLISRd4qIt8Pm4do10WE8QY9g_G-kbpX6v-6Q/s1600/teka-teki-sukses.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCO2gsYFUl_lTdUBSF3oGEiVc0NoPs0e6XudO1vtF7jnmcY908LxgKiFpLqmi1rnx74BkeQO-wSEc6AhIN0wUXIR0sQbh2MPKg0vMJlLISRd4qIt8Pm4do10WE8QY9g_G-kbpX6v-6Q/s320/teka-teki-sukses.jpg" width="313" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-size: large;">O</span>key, Selamat Siang Sobat Formaz Semua, kali ini admin mau nge_posting teka – teki dari Imam Al-Ghazali,. Langsung saja, begini ceritanya,.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu beliau bertanya ( Teka Teki ) :</span></div><div style="border-bottom: double windowtext 2.25pt; border-left: none; border-right: none; border-top: double windowtext 2.25pt; mso-element: para-border-div; padding: 1.0pt 0cm 1.0pt 0cm;"><div class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-border-bottom-alt: double windowtext 2.25pt; mso-border-top-alt: double windowtext 2.25pt; mso-padding-alt: 1.0pt 0cm 1.0pt 0cm; padding: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ghazali: “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?”<span class="fullpost"><br />Murid 1: “Orang tua”<br />Murid 2: “Guru”<br />Murid 3: “Teman”<br />Murid 4: “Kaum kerabat”<br />Imam Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi </span></span><br /><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span class="fullpost">yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185).</span></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Ghazali: “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”<br />Murid 1: ”Negeri Cina “<br />Murid 2: “Bulan”<br />Murid 3: “Matahari”<br />Murid 4: “Bintang-bintang”<br />Iman Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.<br /></span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=121824329240964960" name="more"></a><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">==========================================================</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Iman Ghazali: “Apa yang paling besar didunia ini ?”<br />Murid 1: “Gunung”<br />Murid 2: “Matahari”<br />Murid 3: “Bumi”<br />Imam Ghazali: “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">======================================</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ghazali: “Apa yang paling berat didunia?”<br />Murid 1: “Baja”<br />Murid 2: “Besi”<br />Murid 3: “Gajah”<br />Imam Ghazali: “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.”<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">================================================</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ghazali: “Apa yang paling ringan di dunia ini ?”<br />Murid 1: “Kapas”<br />Murid 2: “Angin “<br />Murid 3: “Debu”<br />Murid 4: “Daun-daun”<br />Imam Ghazali: “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat “<br /></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">===========================================</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ghazali: “Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?”<br />Murid- Murid dengan serentak menjawab: ” Pedang “<br />Imam Ghazali: ” Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasan saudaranya sendiri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sahabat</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ku semuanya.. ini kiranya baik</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> untuk renungan diriku sendiri dan semoga bermanfaat buat pembaca semua. Amiiin </span></div><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Read more: </span><u><span style="color: #003399; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://khoirony12.blogspot.com/">http://<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">khoirony12</span>.blogspot.com/</a></span></u><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div>

Teka Teki dari Imam Al-Ghazali,.

O key, Selamat Siang Sobat Formaz Semua, kali ini admin mau nge_posting teka – teki dari Imam Al-Ghazali,. Langsung saja, begini ceritanya,...

Baca selengkapnya »

Asa Ibunda

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKbGxAr3ZkyhAul502B9tex1YzmgbDngF6obXYisFPNCC-zSC8whUTy-rPxz89AMgqeUuV4Ce95VjZVXKqBPHF6XbU51BJDw2mSAzGqQvWtpBblEopQ59iGlsP_tAVQiInz2VuA4-yA/s1600/galau.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="263" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDKbGxAr3ZkyhAul502B9tex1YzmgbDngF6obXYisFPNCC-zSC8whUTy-rPxz89AMgqeUuV4Ce95VjZVXKqBPHF6XbU51BJDw2mSAzGqQvWtpBblEopQ59iGlsP_tAVQiInz2VuA4-yA/s320/galau.jpg" width="320" /></a></div> <br /><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">“assalamu’alaikum warahmatullah”. Kutolehkan kepalaku kearah kiri, mengakhiri shalat isya’ secara berjamaah. Diikuti gerakan yang sama oleh makmum yang mengikuti dibelakangku. Hari ini menjadi hari pertama aku melakukan “ta’limul qur’an” kegiatan mengajar di desa sekitar pondok. Sebuah fasilitas yang di awali dengan TPA, dan di lanjutkan dengan kajian agama.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Pengalaman yang baru saja mengisi lembaran hidupku terus berputar di otakku, bagaikan flim hitam putih demam pangung meringkus nyaliku<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>ketika berhadapan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dengan 30 orang bapak dan ibu. Detak jantngku terasa meningkat<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>beberapa kali, hampir <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>merontokkan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>materi<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>yang telah aku persiapkan<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>sejak siang hari. Keringat bercucuran <br /><a name='more'></a>meleleh dari lubang pori-poriku, padahal malam cenderung dingin. Suaraku bagaikan tertahan di tengorokan,<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>walaupun hanya sekedar<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>memberikan salam<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>pembukaan. Gugup, namun aku tidak mungkin lagi untuk mundur, “harus maju!” batinku berteriak mencoba mengusir rasa takut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Sekitar 30 menit aku menyampaikan materi, tanpa ada kendala yang berarti, meskipun jantung ini<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dag dig dug tak beraturan, namun dapat berangsur <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tenang<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>rasa gugup yang kurasakan di awal larut oleh suasana. akan tetapi rasa canggung kembali lagi, ketika ada seorang ibu yang mengangkat tangannya, di susul pertanyaan yang belum aku bisa menjawabnya “yah pengalaman pertama” hatiku menghibur. Belum reda rasa canggung karena sebuah pertanyaan rasa gugup ini mengantikan. Seusai iqomah ,salah seorang warga memerintahku mengimami mereka. Bagiku imam adalah sebuah posisi yang sangat sakral, tidak sembarang orang<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>menempati posisi itu. Terlebih diriku yang minim ilmu agama .</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kuberanikan diri melangkah kedepan menghadap kemakmum yang rata-rata jauh di atas ku.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Ku rapikan ittiba’ kepada rosulullah, dan “Allhu akbar” suara takbiratul ikhram mengawali ibadah kami. Keheningan membungkus suasana, kami larut dalam kekhusyu’an menyelami makna ayat suci Al-Qur’an, hingga kuucapkan, mengakhiri ibadah pada malam itu.                                                   <a href="http://www.khoirony.net/">Bersambung</a></div></div>

Asa Ibunda

“assalamu’alaikum warahmatullah”. Kutolehkan kepalaku kearah kiri, mengakhiri shalat isya’ secara berjamaah. Diikuti gerakan yang sama oleh...

Baca selengkapnya »

Bunga-Bunga Kertas

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"> <br /><b>Karya : Yani S</b> <br /><br /><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">           PULANG bagiku adalah kekecewaan, sama sajaa ke rumah ibu atau bapak. Nun jauh disana, sebuah desa di tengah pulau Sumatra, bapak asyik dengan dzikir-dzikirnya. “taka da guna memikirkan dunia,” dia beralasan. Jaddilah ia penghuni masjid tua tanpa peduli urusan keluarga. Hari harinya adalah gumaman asm dan doa.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1OjpcUVMNZvgFwznzvizpZVRWmL9cNtpvvaRNpRD2jRgd2_rPs107ZYAHnS9DmdzrSBvRFw_3LjWN_hg-jungZdhLlYAtaJ1yTKwiUic-YcOv_4S5HMYWAx79xqXhqmbUcYjOIEPmDQ/s1600/gambar_tulip_belanda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1OjpcUVMNZvgFwznzvizpZVRWmL9cNtpvvaRNpRD2jRgd2_rPs107ZYAHnS9DmdzrSBvRFw_3LjWN_hg-jungZdhLlYAtaJ1yTKwiUic-YcOv_4S5HMYWAx79xqXhqmbUcYjOIEPmDQ/s320/gambar_tulip_belanda.jpg" width="320" /></a><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Diseberang sana, jauh di pulau jawa, ibuku sibuk dengan dunianya. Terlalu kejam bila ku katakan ibu hanya memikirkan materi, karena ia tengah mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Kerja keras adalah motto hidupnya. Tapi saying, suaminya bukan tipe penayang anak tiri, kupikir. Mungkin itu juga penyebab perpisahan mereka. Memutuskan untuk menjalani hidup masing-masing. Entahlah, perceraian mungkin keputusan pilng baik bagi orang dewasa.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Tapi tetap saja menjadi kata kata yang sangat menakutkan bagi anak-anak yang msih butuh orang tua. Aku merasa tak punya siapa-siapa.<br /><a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Sekarang di ujung pulau Sumatra aku mencari duniaku sendiri, membangun istana impian, menjadi ratu dengan seribu dayang-dayang, berdiri<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>diatas singgasana berlian. Ah, istana impian itu hanya sebuah rumah petak sangat sederhana, tempat aku dan kedua temanku berteduh. Aku bukanlah seorang ratu, aku hnya seorang buruh pabrik. Tapi penghasilanku cukup untuk menahanku dari meminta kepada orang lain termasuk orang tuaku. Tiga tahun sudah kubiarkan berlalu. tanpa kabar, tanpa apa-apa.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Dulu, sesekali aku msih berkirim surat, tetapi tak sekalipun keuterima balasannya. Sekarang entah pa yang terjadi pada mereka aku tidak tahu. Tidak! Bukan aku tak peduli, jangan pula kau katakana aku tak sayang<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>kepada orang tuaku,. Tapi kekecewaanku teramat dalam. Mjungkin menurutmu aku anak durhaka. Terserahlah, sungguh tak pernah lupa kusebut keduanya dalam setiap doa. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Aku berdiri menatap foto itu, disamping tangkai-tangkai bunga-bunga kertas dalam pot kaca. Bingkainya yang indah tak menjadikannya tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 15 tahun. Santi kecil bersama ibu bapaknya. Dulu, kami sering pergi kepantai sekedar untuk mencari kulit kerang atau bermain bersama ombak. Waktu itu umurku baru 5 tahun. Kenangan terindah yang pernah kumiliki bersama orang tuaku, karena sesudah itu hanya ada pertengkaran hingga berakhir dengan kata “cerai”.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau merindukan mereka.” Tanya Sari suadah adda di belakangku.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“dewi kemana?” kucoba mengalihkan pembicaraan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“dia sudah pulang tadi waktu kau pergi kepasar, katanya mau liburan di kampung.”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau pun pulanglah!” Kata-kata sari mengejutkanku.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“pulang kemana?” aku seolah bertanya padda diriku sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kemana saja,” Sari menjawab seadanya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“aku tak punya siapa-siapa…” Wajahku keras.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau masih punya orang tua, pulanglah”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“aku tak mau, luka itu belum sembuh”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau bukannya tak mau, hanya saja hatimu terlalu beku, pulanglah…” untuk ketiga kalinya dia menyuruhku pulang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Aku mulai mara. “apa urusanmu menyuruhku pulang?aku punya hak untuk tetap tinggal disini.”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Apakah waktu tiga tahun tak menjadikan kita bersaudara? Kau terlalu egois.” Ucapanya menusuk jantungku.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“bagai manapun mereka orang tuamu, yang telah membesarkanmu. Kau tidak boleh menjadi anak durka karena telah mengabaikannya. Lukamu adalah cobaan untuk sebuah perjalanan hidup, semua pasti ada hikmahnya”.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dari mana pula dia dapat kata-kata itu. Terlalu indan memang untuk diucapkan, tapi bagiku terlalu menyakitkan. Itu sama saja dengan meremehkan apa yang telah kualami selama ini. Aku menggelangkan kepalaku kuat. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“aku tidak lupa makan nasi dengan kuah nasi putih, aku masih ingat setiap malam menangis karena bingung harus menceritakan persoalan hidupku pada siapa. Aku juga tak lupa berhenti kuliah. Karena tidak bias membayar SPP. Mereka tak pernah menanyaiku, tak pernah memperhatikanku. Tidak juga mengajarkanku bagaimana berlaku baik kepada orang tua.<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Aku terpaksamengubur cita-citaku sarjana tehnik…” sauraku tertahan, mataku mulai merah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau tak akan pernah mengerti,” aku terhenyak. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Aneh,rasanya beban dihatiku mulai berkurang, mungkinkah karena aku telah menceeritakannya?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“aku bahkan lebih mengerti darri apa yang kau rasakan. Apa kau tau rasanya diejek anak haram, tak punya bapak?a kau tau rasanya jadi pembantu dan ditinggal mati ibu? Aku bahkan sampai sekarang tak kenal wajah bapak seperti apa,” suara Sari bergetar mencoba untuk tenang. Sungguh aku tak tahu kalau sari punya kehidupan seperti itu. Aku tertegun.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“kau lebih beruntung dariku, tapi kau terlalu lemah:pikirmu kau telah menjadi orang paling menderita didunia. Padahal banyak orang yang nasibnya jauh lebih buruk darimu. Tidakkah kau hitung berpa banyak hikmah yang bisa kau ambil dari perjalanan hidupmu? Tidakkkah kau merasa punya kenangan indah bersama orang tuamu, tidakkah kau merassa punya kenangan indah bersama orang tuamu, tidakkah kau rindu mereka? Mengapa tak menerima semuanya sebagai takdir?”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Aku terdiam. Sulit bagiku untuk mencerna kata-kata Sari. Tapi kupikir benar juga. Aku masih lebih beruntung, tapi aku tak tahu mengapa hatiku terlalu angkuh untuk mengakui semuanya. Aku hanya bisa diam.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“pikirkanlah lagi, berdoalah agar Allah melembutkan hatimu.”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Aku terpana melihat sari meninggalkanku. Tak lama ku dengar suara mengaji. Dia banyak berubah sekarang, aku tak tahu pasti kenapa. Mungkin sejak ia kenal Ida, mahasiswi berjilbab di seberang rumah kami. Kudengar adzaan maghrib berkumandang, segera aku berwudhu. Berharap bisa menemukan kedamaian dalam Shalatku. Mendo’akan hatiku yang sekeras batu. Ya Allah, ampuni hamba.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">. . .</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Semalaman aku berfikir <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tentang pulang, kucoba membumikan hatiku yang beku, melangitkan rindu pada ibu, mengukir rasa terima<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>kasih untuk bapak, memahami semuanya sebagai takdir, memungut hikmah di ujung perjalananku.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyQSsIAFOWsvPgiz-BH0yC7CSgGPRf8b7nZPHIyyeZlLqMPBOf0bFypJC28ZVY_kgADWOHaxnVOEhYYFSRvtlz_JDLB1uHKNy8JaE2VCM4XUbboTO9By29U0vueT-FwIadDlFrYOC0FmE/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyQSsIAFOWsvPgiz-BH0yC7CSgGPRf8b7nZPHIyyeZlLqMPBOf0bFypJC28ZVY_kgADWOHaxnVOEhYYFSRvtlz_JDLB1uHKNy8JaE2VCM4XUbboTO9By29U0vueT-FwIadDlFrYOC0FmE/s400/images.jpeg" width="400" /></a><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>Aku berjalan keruang tamu, kulihat Sari membersihkan bunga-bunga kertas yang mulai berdebu. Aku ikut duduk disampingnya, ikut meniup debu pada bunga kertas.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“ikutlah denganku,” kataku.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“kemana?” ia bertanya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“kemana saja.” Kujawab seadanya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“aku tak punya siapa-siapa,” Sari mulai memunguti bunga-bunga kertas itu dan menyusunya didalam pot kaca.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“kau masih punya saudara,” aku berhenti meniup bunga kertas.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-tab-count: 1;">                </span>“Apakah waktu tiga tahun tak menjadikan kita bersaudara? Aku mengulangi pertanyaan sari kemarin. Sari berhenti memungut bunga kertas. Ia tersenyum. :)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div></div>

Bunga-Bunga Kertas

Karya : Yani S PULANG bagiku adalah kekecewaan, sama sajaa ke rumah ibu atau bapak. Nun jauh disana, sebuah desa di tengah pula...

Baca selengkapnya »

Khoirony illustrator

Kata kata Bijaksana dari Albert enstein

Inilah Aku

Teka Teki dari Imam Al-Ghazali,.

Asa Ibunda

Bunga-Bunga Kertas

Popular Posts

Komentar

Blog Archive